MENUNGGU GEBRAKAN JOKOWI-AHOK

Jalan-jalan di jakata pagi hari seperti biasa tampak padat dan merayap. Jam di tangan menunjukkan pukul 06.30 pagi, wow, masih sangat pagi. Tapi jalan raya hampir diseluruh ruas jalan jakarta macet. Hampir dari seluruh penjuru kota menyerbu jakarta. Depok, bogor, bekasi, tangerang menjadi hulu bagi mobil maupun motor untuk masuk menuju jakarta. Berbagai aktifitas dilakukan oleh orang-orang tersebut. Mulai dari peagang, pekerja kantoran, pegawai, ofiice boy, dan sebagainya. Semuanya seperti berebut untuk menjamah jakarta sekedar mencari nafkah.

100 hari lebih Jokowi ahok terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI jakarta, harapan besar luar biasa berada dipundak mereka untuk mengatasi problem jakarta. Belum genap 100 hari mereka disibukkan oleh masalah banjir, benjir selesai mereka harus mengurai kemacetan, belum lagi masalah yang lain.

Tidak mudah memang mengurus jakarta, bukan cuma sekedar slogan sederhana, tapi harus lebih dari itu, memiliki ketegasan dalam bertindak. Diawal tugasnya memang Jokowi dan ahok terkesan membagi tugas kewenangan. Jokowi yang sehari-hari lebih suka blusukan, turun ke masyarakat memang bak dewa yang ditunggu-tunggu. Dimana-dimana selalu di elukan kehadirannya, sehingga boleh dibilang kampung mana yang belum tersentuh oleh jokowi. Begitupun wakilnya ahok, beberapa kali terlihat di youtube, beliau terkesan memperbaiki birokrasi, dengan selalu bersikap marah terhadap para pejabat yang dianggap memble dan tidak profesional dalam bekerja.

Masyarakat terkesan? tentu saja. Lalu sekarang apa yang terjadi?

Program yang gembar gembor Jokowi ketika kampanye sepertinya belum juga terlaksana. Terkesan ragu-ragu dalam mengambil kebijakan. Penggunaan plat nomor kendaraan ganjil genap pun batal. Rencana MRT dan monorel, juga belum terdengar kapan akan segera dimulai.

Blusukan boleh, marah juga boleh, tapi ketegasan juga harus. Konsisten dengan program apalagi. Jakarta tidak sekedar butuh program yang terencana, program extreem pun sepertinya perlu juga di jalankan.

Jakarta Baru, itu slogan yang dimiliki oleh Jokowo-Ahok. lalu dimana keunggulannya, kalau harus menggunakan ide bang fauzi Bowo. Mana program nyata yang segera dilaksanakan. Ingat dana 30 trilyun bukan dana yg sedikit. Saya yakin dengan seyakin-yakinnya dengan dana tersebut bisa membuat jakarta berubah. Ingat dana tersebut bukan dana pribadi ataupun partai. jadi jangan coba-coba bermain dengan partai mu.

Lelang jabatan lurah camat bagi PNS karir merupakan ide bagus, tapi ingat jangan sampai program ini menjadi sarana untuk menguatkan kaki partai kalian untuk kepentingan pemilu 2014.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghitung Material Dinding secara Praktis

Re waterproofing / Memperbaiki beton dengan waterproofing

TULANGAN PADA KONSTRUKSI BETON